Jumat, 31 Agustus 2012

Bupati Tinjau Areal Pertanian


Tapin Kembangkan Jeruk Keprok Terigas




RANTAU, – Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tapin di tahun 2012 ini kembali akan mengembangkan komoditas jeruk Keprok Terigas yang akan ditanam diatas lahan seluas 42 Hektar di Kawasan Candi Laras Utara, Desa Keladan.

Hal tersebut diungkapkan H.Masraniansyah, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Tapin, didampingi Kabid Produksi, Wagimin, Kamis (29/8) kemarin.
Diatas lahan seluas 42 Hektar tersebut rencananya akan ditanam pengembangan baru bibit jeruk Keprok Terigas sebanyak 8.400 pohon dari bantuan Dirjen Hortikultura RI. Mulai bulan Agustus, September hingga Oktober 2012 ini petani jeruk di Desa Keladan sedang mempersiapkan lahan tanaman yang selanjutnya akan menanam.

Sementara untuk pembibitan jeruk Keprok Terigas itu sudah dipersiapkan oleh penangkar jeruk yang ada di Kabupaten Tapin tepatnya di Desa Ayunan Papan, dan hanya tinggal kesiapan para petani jeruk di Desa Keladan kapan mulai menanamnya.
“Tahun 2012 ini kita mulai melaksanakan pengembangan baru penanaman jeruk Keprok Terigas di Desa Keladan Kecamatan Candi Laras Utara, sebagaimana diketahui kondisi lahan di desa tersebut itu sebagian besar adalah lahan basah atau rawa, dan lahan dikawasan ini dinilai cocok untuk ditanami jenis jeruk keprok Terigas, “katanya.

Pengembangan jeruk Keprok Terigas di Kabupaten Tapin ini sudah berlangsung sejak 4 tahun terakhir, yang mana pengembangan jeruk Keprok ini merupakan program nasional yang disarankan Dirjen Hortikultura Pemerintah Pusat. Jeruk Keprok juga memiliki banyak keunggulan dan dinilai mampu bersaing dan dapat menyaingi pamor jeruk import dari luar negeri. “Jadi tahun ini kita kembangkan lagi dilahan rawa.

Diharapkan pengembangan terobosan baru ini membawa hasil bagi daerah, “katanya.
 “Bantuan berupa bantuan sosial dari Dirjen Hortikultura yang dikelola oleh kelompok tani ini diperuntukan pada penyiapan lahan pengembangan Jeruk Keprok, Pengadaan Bibit Jeruk Keprok, Pembelian sarana produksi berupa pupuk dan obat-obatan, dan modal usaha bagi kelompok tani, “katanya.

Modal usaha yang dikelola kelompok tani tadi, sambung H.Masraniansyah, digunakan untuk penanganan pasca panen yakni dengan merekrut para petani jeruk. Nantinya jeruk keprok Terigas yang sudah berproduksi dari para petani ini akan dibeli oleh kelompok tani dari bantuan modal usaha tadi, yang kemudian kelompok tani menjual kembali sampai keluar daerah. Tujuan kelompok tani ini dalam mengelola modal usaha agar harga jeruk di pasaran berpihak kepada para petani.


Sukses Kembangkan Mata Tempel Jeruk


RANTAU, -Pembibitan Entris Jeruk Keprok atau mata tempel di Screen House sukses dikembangkan, saat ini sudah ada sekitar 572 pohon induk BPMT (blok penggandaan mata tempel) atau entris jeruk keprok berbagai jenis.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Tapin H Masraniansyah didampingi Wagimin Kabid Kabid Produksi dan Pengendalian Tanaman mengatakan, pihaknya memang sudah ada mempunyai pembibitan jeruk keprok di Scereen House dan telah berhasil mengembangkan mata tempel atau entris jeruk keprok berbagai jenis.
Disebutkannya, jenis jeruk varietas induk BPMT yang terdapat di screen house seperti, Keprok Terigas sebanyak 408 pohon, Keprok Borneo Prima 30 pohon, keprok Madura 68 pohon, keprok Tejakula 12 pohon untuk dataran rendah, Keprok Siomfu 36, keprok Selayar ada 18 pohon. “Jadi kepada petani Tapin yang ingin membutuhkan mata entrisnya bisa mendapatkan di sceren house milik Pemerintah daerah dalam hal ini Dispertan Tapin, dan gratis tidak bayar, berapapun yang diminta oleh petani, “ katanya kepada wartawan.

Namun untuk petani dari luar Tapin yang membutuhkan mata tempel jeruk keprok atau siam bisa memesannya di penangkar jeruk yang ada dikabupaten Tapin. Untuk bibit jeruk dengan harga Rp7.500 hingga Rp.10.000 perbatangnya dan sudah berlabel biru dan siap sebar, artinya terjamin kwalitasnya. Sekedar diketahui , pada Juni dan Juli ini, pihaknya akan mengirimkan 40 ribu mata entries jeruk keprok ke Bangli, Bali. “Selama kebutuhan entris untuk petani penangkar di Tapin tercukupi, kami juga diperbolehkan membantu petani lainnya di Indonesia, dengan catatan mendapatkan rekomendasi dari Balijestro Malang, “Demikian Wagimin.

Cabai Hiyung Pedas Penuh Sensasi Membakar


RANTAU, – Rasanya Cabai Hiyung yang penuh sensasi membakar dari Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah ini bakal diusulkan untuk sertifikasi di Kementerian Pertanian RI. Cabai Hiyung merupakan varietas unggul Nasional milik daerah Tapin yang rasanya pedas se-Indonesia lagi penuh sensasi membakar.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Tapin, H.Masraniansyah mengatakan, “Cabai ini ditemukan di Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah, dan ternyata kita memiliki varietas cabai Nasional dari Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah. Saat ini cabai tersebut akan kita tanam dalam pot dan diberikan ke setiap kantor dan badan di lingkungan SKPD Pemkab Tapin. Hal ini sebagai upaya kita sosialisasikan bahwa cabai Hiyung merupakan cabai varietas unggul nasional yang ada di Kabupaten Tapin dan menjadi kebanggan Tapin, “katanya.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tapin merumuskan nama dalam rapat kordinasi bersama Bupati Tapin. “Cabai Hiyung Raja Pedas dan Cabai Hiyung”. Kedua nama ini memiliki sensasi membakar di tahun 2012 ini, karena cabai hiyung kecamatan Tapin Tengah melalui hasil uji laboratorium di Bogor memang lebih pedas dari cabai nasional, yakni cabai Tiung.

Kelompok Tani Dibantu Bibit Jeruk siam Banjar


RANTAU, - Wakil gurbenur Kalsel, H.Rudy Resnawan di Rantau menyerahkan bantuan bibit jeruk siam banjar dari Pemprov Kalsel untuk kelompok tani desa Keladan Kecamatan Candi Laras Utara.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tapin H Masyraniansyah mengatakan kawasan yang akan mengembangkan tanaman jeruk yakni di Desa Keladan dan Desa Sungai Kecamatan Candi Laras Utara yang berada di lahan basah yakni dibantu sebanyak 15.000 bibit jeruk siam banjar atau untuk pengembangan seluas 75 hektar yang berasal dari pemerintah provinsi Kalsel.

 Disamping itu, pula dari Direktorat Jendral Hortikultura dan Deriktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian melalui bantuan sosial dibantu untuk pengembangan jeruk seluas 42 hektar. ”Bantuan dari pemerintah pusat ini pengembangan lahannya saja untuk bibitnya, petani setempat yang membeli dengan arahan dinas pertanian. Bagaimana bibit yang baik dan tahan dari hama penyakit, kemudian mudah memasarkannya,” katanya, kemarin senin (16/4) usai rakor pemkab Tapin.

Tanamn jeruk ini untuk di kembangkan dilahan bawah pasalnya dilahan kering biaya produksi lebih tinggi karena populasi yang memakan waktu 4 tahun lama dan biaya produksi lebih banyak, sedangkan tanaman jeruk dilahan bawah petani dapat memelihara jeruk sambil menaman padi dan setiap musim ada penghasilan bagi petani, disamping itu pula lebih sedikit terkena penyakit. Kemudian juga selain bantuan bibit jeruk juga ada dibantu pengembangan buah pisang yang sumbernya dari Pemerintah provinsi kalsel, yakni dalam bentuk pengendalihan hama penyakit pada tanaman pisang atau demplot percontohan tanaman pisang yang dikembangkan di Kecamatan Hatungun. Dijelaskannya dalam pengembangan demplot tanaman pisang ada dua yang kita kembangkan pertama dari segi teknologi budidayanya yang diterapkan langsung kepada petani kedua penggunaan bibit yang baik sesuai dengan petunjuk serta pengendalian hama penyakitnya. “Adanya bantuan tersebut merupakan program dari pemerintah dalam rangka meningkatkan produksi tanaman buah meliputi kegiatan percontohan tanaman yang diarahkan pada komoditas unggulan yakni buah jeruk dan pisang yang bersumber dari pemerintah pusat melalui bantuan sosial dan APBD Provinsi Kalsel,”pungkasnya

Bupati Serahkan Alsintan Secara Simbolis




RANTAU,- Bupati Tapin H Idis Nurdin Halidi, menyerahkan bantuan alat pertanian (ALSINTAN) Handtraktor dan bibit karet secara simbolis kepada kelompok tani yang ada di Kabupaten Tapin, pada Rabu (11/4) kemarin.

Bantuan tersebut terdiri mensin hand traktor sebanyak 20 unit, alat mesin power thresher sebanyak delapan unit dan alat mesin pompa axial 20 unit serta bibit karet 349.900 pohon.

“Bantuan Handraktor diberikan agar produksi pertanian lebih meningkat sesuai dengan lambang daerah kita yakni lumpung padi yang pada akhirnya untuk kesejahteran para petani kita, “katanya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Kabupaten Tapin merupakan menyumbang padi terbesar kedua se Kalsel, kedepan kita terus berupaya membantu petani dan memperhatikan agar masyarakat petani kita makmur.

Pada penyerahan kemarin saran pertanian kepada kelompok tani, Bupati meminta agar bantuan dapat dipertangunggajawabkan oleh para kelompok penerima bantuan, disamping itu pula ia berharap agar dipergunakan dengan sebaik-baiknya.Sementara untuk bibit karet kepada kelompk tani yang menerima agar ditanam dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar nantinya dapat menghasilkan, karena mana untuk tanamana karet sangat menjanjikan hasilnya dan mempunyai masa depan yang cerah.(Rull)

Pemkab Tapin Cetak Sawah 100 Hektar.


RANTAU, - Pemerintah Kabupaten Tapin tahun ini mendapatkan bantuan dari Pemerintah pusat untuk program cetak sawah seluas 100 hektar. Seiring dengan menyempitnya lahan persawahan dikarenakan pesatnya pembangunan disegala bidang, juga perumahan–perumahan sangat berpengaruh terhadap pembangunan sektor pertanian khususnya produksi padi, yang dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Sehubungan dengan itu maka upaya untuk memperluas lahan pertanian menjadi sangat penting dengan memanfaatkan sumber daya lahan yang ada, mengingat sangat pentingnya ketersediaan sumber daya lahan dalam pembangunan pertanian maka pemerintah daerah Tapin melalui dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura Tapin melakukan kegiatan cetak sawah “Untuk tahun ini dibantu dari pemerintah pusat seluas 100 hektar untuk cetak sawah, “ ungkap kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tapin H Masyraniansyah. Dijelaskannya dari 100 hektar tersebut, diperuntukan untuk dua desa yakni Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan seluas 50 Hektar dan Desa Lokapaikat Kecamatan Lokpaikat seluas 50 hektar untuk program cetak sawah. Dari yang memohon untuk cetak sawah ada kriteria-kriteria dalam pelaksanaan perluasan sawah,pertama indentifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL). indentifikasi dilakukan berdasarkan data , informasi dan pengamatan lapangan yang bertujuan untuk menentukan lokasi perluasan sawah yang secara umum peruntukanya sesuai dengan RTRW standar teknis dan kriteria yang telah ditetapkan,kemudian lokasi yang akan ditetapkan sedapat mungkin dari usulan petani. Kemudian lanjut H Uning sapaan akrabnya, dilakukan survey dan investigasi dengan melakukan penelitian para calon lokasi sawah baik pada lokasi yang daerah irigasi lahan rawa maupun tadah hujan hal ini bertujuan untuk memperoleh calon lokasi yang layak untuk sawah seperti status kepemilikan tanah harus jelas jadi tanah tersebut milik rakyat atau tanah Negara yang dijinkan untuk digarap oleh petani. Selanjutnya dalam perluasan sawah ini dalam pelaksanaannya pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada petani untuk memberikan pengertian terhadap kegiatan perluasan sawah tata cara dan tahap pelaksanaan kegiatan konstruksi perluasan sawah serta pemanfaatan lahan sawah baru nantinya dilaksanakan oleh petani sendiri. “Dengan demikian diharapkan petani dapat lebih berpartisipasi didalam pelaksanaan konstruksi perluasan sawah dan pemanfatannya, namun kata dia, petani yang mendapat bantuan tersebut harus dapat mempertanggungjawabkan yang telah ditentukan, “tuturnya. Sementara ini pihaknya masih mempelajari mengenai peraturan daerah untuk perlindungan lahan persawahan di Tapin di masa yang akan datang, hal ini agar produksi pertanian tetap berjalan, dimana lahan persawaan dimiliki Kabupaten Tapin saat ini terdata seluas 61.825 H. Demikian H.Masraniasyah.

Tapin Optimis Capai Target Surplus Beras Tahun Ini


RANTAU, – Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Tapin, H.Masyraniansyah, mengatakan dengan optimis dapat meningkatkan produksi padi tahun ini di Tapin, sehingga dapat membantu pemerintah mencapai target sasaran surplus di daerah ini sebanyak 260 ribu ton beras. Sebagaimana Bupati Tapin mengatakan, tutur H.Masraniansyah, “Kabupaten Tapin memiliki lambang daerah yang didalamnya bergambar padi. Artinya daerah ini termasuk salah satu penghasil padi terbesar. Hal ini terbukti pada tahun 2009 dan 2010 kemarin produksi beras di Kabupaten Tapin surplus beras. Untuk itu kita tetap upayakan peningkatan hasil produksi beras di daerah ini, karena memang Tapin adalah daerah penghasil padi, “katanya. Kabupaten Tapin tahun ini mendapatkan tugas untuk meningkatkan surplus yang sasarannya sebanyak 260 ribu ton dari sepuluh juta ton padi yang menjadi target pemerintah. “Insya Allah sasaran itu kita bisa capai, dan kita optimis dapat mencapai target pemerintah. Jika di lihat pada awal bulan oktober lalu, beberapa petani di Tapin sudah mulai menanam benih padi jenis varietas unggul di atas lahan seluas 2.350 hektar yang tersebar di beberapa kawasan seperti di desa Suka Ramai, Matang Asam, dan Masta, “katanya kemarin. 

Panen Raya Padi Untuk Wujudkan Peningkatan Produksi Kabupaten Tapin

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, Sriyono, mewakili Gubernur Kalimantan Selatan menghadiri pelaksanaan panen raya padi tahun 2009-2010, di desa Serawi kecamatan Tapin Tengah, pada Rabu (7/4) kemarin.
Pelaksanaan panen raya 2009-2010, diselenggarakan di areal lokasi persawahaan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Jambu Habang Jaya desa Serawi, diawali dengan memanen padi oleh sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Tapin dan unsur Muspida, secara simbolis. Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Tapin Drs.Idis Nurdin Halidi M,AP, Sekda Tapin Dr.Rachmadi, Kepala Dinas Pertanian Pemprov Kalsel dan Kabupaten Tapin, beserta unsur Muspida seperti Kapolres Tapin, dan Kasdim 1010 Rantau.

Bupati Tapin Drs.Idis Nurdin Halidi M,AP memuji keberhasilan kegigihan para petani di Tapin. Sebab, atas kegigihan para petani ini, kebutuhan swasembada pangan tahun ini seperti beras meningkat di Kabupaten Tapin. “Hal ini karena petani kita, selalu mengikuti dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh petugas pertanian, “katanya.

Selain memuji keberhasilan petani, Tenaga penyuluh pertanian tak luput juga mendapatkan pujian orang nomor satu di Pemkab Tapin ini. “Hidup penyuluh pertanian, “kata Bupati. Bahwa kita memberi kontribusi produksivitas hasil padi di Kalsel tahun 2009 lalu, kita mendapatkan nomor 2 terbesar. “Bangga rasanya, “akuinya. Lahan persawahaan di Tapin sangat potensial, karena sebagian belum tergarap secara optimal. Kalau para petani menuruti apa yang diajarkan penyuluh pertanian, maka meningkatlah hasil produksi padi di Tapin. Dan ini terbukti, pada panen raya 2009-2010, yang dilaksanakan Rabu (7/4) kemarin. Kedepan, dalam mempertahankan dan meningkatkan hasil pertanian di Kabupaten Tapin, kita tetap berusaha dan yakin pembangunan pertanian selalu meningkat, “katanya.

Sementara, Kelompok tani Gapoktan Jambu Habang Jaya di desa Serawi, yang diketuai oleh Supian mengatakan, “Saat ini, saat mengelola usaha tani, kelompok tani jambu Habang masih ada masalah yang belum bisa mengatasinya, terutama dalam pengelolaan tanah. Perlu diketahui, areal persawahaan yang dimiliki kelompok tani ini seluruhnya mencapai 500 hektar, dari areal persawahaan yang mereka miliki, sampai saat ini masih dikelola secara tradisional, sehingga kami sering terlambat dalam kegiatan usaha tani, yang menyebabkan hasil produksivitas tidak optimal dan ini sangat berpengaruh pada pendapatan kami.Untuk itu, kelompok usaha tani Jambu Habang Jaya desa Serawi meminta bantuan kepada pemerintah Daerah maupun provinsi untuk memberikan bantuan alat untuk mengelola pertanahan mereka“ katanya.

Acara panen raya 2009-2010 dirangkai dengan pemberian bantuan 2 unit tractor, bantuan ini diperuntukan kepada kelompok tani Gapoktan Jambu Habang Jaya didesa Serawi Kecamatan Tapin Tengah yang diserahkan langsung oleh Bupati Tapin Drs.Idis Nurdin Halidi M,AP dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, Sriyono serta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin. (rull)